Kamis, 27 Oktober 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.4 CGP ANGKATAN 6

 

Modul 1.4 saya belajar tentang budaya positif yang mengajarkan saya bagaimana menyikapi sebuah pelanggaran oleh siswa, bagaimana pelanggaran tidak lagi menggunakan hukuman dan konsekuensi, itu membuka mata saya mengenai level sebuah hukuman dan konsekuensi dan betapa tidak bagusnya itu. saya belajar bagaimana kita sebagai guru bisa mengontrol murid.  Ternyata hanya semua kontrol ada pada diri kita masing-masing. Jika kita tidak mau membuka diri maka orang lain tidak dapat memaksa, kecuali karena kita menginginkannya.

berkaitan dengan posisi kontrol memberikan pemahaman baru bahwasanya ada tipe guru penghukum,pembuat merasa bersalah, teman, pemantau dan manajer. posisi saya sendiri bukan pada penghukum tentunya dan saya tidak suka dengan kata-kata “menghukum”, lebih tepatnya saya masih berada di level sebagai “teman”, ini memberikan pukulan keras kepada saya agar berusaha lebih keras lagi untuk mencapai level Manager. karna posisi kontrol sebagai teman mempunyai efek jangka pendek dan bersifat subyektif. Murid hanya akan menurut pada guru yang mereka anggap teman. artinya ketika murid menghadapi orang lain, mereka akan melakukan pelanggaran lagi.

Saya juga belajar tentang lima kebutuhan dasar manusia yang apabila tidak tercukupi akan muncul perilaku menyimpang. Saya mulai memahami bahwa setiap murid yang melanggar aturan dikarenakan adanya salah satu kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Dengan mengetahui kebutuhan apa yang belum terpenuhi, kita akan lebih mudah membantu murid menemukan solusi permasalahannya tersebut.

saya juga belajar bagaimana pentingnya membuat keyakinan kelas, ini bertujuan untuk  membentuk budaya positif di kelas. keyakinan kelas sebaiknya disusun bersama murid, diusahakan dalam menyusun keyakinan kelas terdapat kalimat-kalimat positif. Salah satu kegiatan dalam membentuk keyakinan kelas adalah dengan kegiatan tampak seperti dan tidak tampak seperti. Di sini murid diajak mengidentifikasi perilaku yang positif yang seharusnya tampak (dilakukan) dan perilaku negatif yang seharusnya tidak tampak (tidak dilakukan). Saya sudah tidak sabar mempraktikkan nya.

saya juga baru mengetahui bahwa hukuman dan penghargaan tidak berdampak positif untuk jangka panjang dan yang paling efektif adalah restitusi. Restitusi merupakan proses menuntun murid untuk menemukan solusi permasalahan dari pelanggaran yang telah ia lakukan dan membantu mereka menjadi orang yang lebih baik. Restitusi adalah hal baru yang saya temui. Restitusi harus memuat segitiga restitusi yaitu menstabilkan identitas (bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan), validasi tindakan yang salah (setiap orang pasti punya alasan untuk melakukan sesuatu, dan menanyakan keyakinan.

dari semua pemahaman baru yang saya dapatkan pada Modul 1.4, saya mulai dan mencoba menuangkannnya dalam kegiatan belajar sehari-hari, seperti pada suatu waktu saya mencoba membuat keyakinan kelas dengan kelas XI MIPA 2 dan mereka antusias karna yang tertuang dalam Keyakinan kelas itu adalah ide-ide mereka yang tidak boleh di lakukan, terkadang ada beberapa anak yang enggan menyepakati keyakinan yang agak sulit bagi mereka, tetapi itu adalah sebuah proses menuju positif. artinya kedepan akan ada perbaikan dari cara saya menyampaikan dan mengajak mereka dalam menuangkan ide mereka dalam membuat kesepakatan dan keyakinan kelas.

Poin pentingnya adalah saya akan mulai membentuk keyakinan kelas di awal semester, belajar melakukan restitusi untuk menghadapi pelanggaran murid, dan berusaha melakukan sharing bersama rekan guru untuk membentuk disiplin positif di lingkungan sekolah.

saya menyadari adanya perubahan besar yang terjadi dalam pribadi saya terkait mindset tentang pendidikan dan ini sangat berpengaruh, saya menyadari hal baik dalam proses PGP ini adalah untuk mejadikan kami msebagai pendidik yang benar-benar profesional dan saya sangat menanti gebrakan selanjutnya dalam Modul 2-4. saya sudah tidak sabar!!!


dari modul 1.1 - 1.4 saya mendapat pencerahan bahwa Guru di depan memberi contoh atau menjadi panutan, di tengah membangun semangat atau ide, dari belakang memberikan dorongan dan ini berkaitan dengan nilai-nilai yang harus ada dalam Guru terutama guru penggerak. ketika kita menjadi teladan bagi siswa, maka kita perlu memiliki nilai-nilai dasar seorang guru, untuk memaksimalkan keberadaan kita sebagai guru, kita perlu memiliki misi, ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana alur pembelajaran yang akan kita bawa nantinya, dan dalam prosesnya nanti ketika ada hambatan dan halangan seperti ada prilaku pelanggaran pada siswa kita tahu bagaimana menyikapinya dengan metode Segitiga Restitusi.




BY : Muhammad Ramdoni, S.Pd.I.,Gr.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar