Jumat, 25 Oktober 2019

TUJUAN PENDIDKAN menurut Surat Al-Zariyat/51 : 56




وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu.
Surat Ali Imran Ayat 138-139
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (138) وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْن إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (139)
            Terjemah Surat Ali Imran Ayat 138-139
(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa (138). Dan Janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman (139)
Penafsiran Surat Al-Zariyiah: 56
Ada juga penafsiran para Ulama’ tentang ayat diatas, diantaranya:
Ada yang menafsirkan kata “Ya’budu..n” yang berarti “Beribadah” dengan kata “Ya’rifu..n” yang berarti “Mengenal” itu berarti Allah menciptakan Jin dan Manusia supaya mereka mengenal Allah melalui tanda-tanda kekuasaanNya, Karna Allah SWT. Senang memperlihatkan kekuasaanNya melalui PenciptaanNya, Hal ini disebutkan dalam Hadits Qudsi Yang berbunyi “    
Artinya: Aku adalah Tuhan yang maha Sempurna yang Tidak nampak, Aku ingin dikenal oleh semua makhlukKu, Kemudian Aku ciptakan makhluk-makhluk, supaya mereka mengenal Aku melalui penciptaanKu. 
Kaitanya Dengan Pendidikan.
Ø  Pada Ayat ini, terdapat dhomir “ ” pada kalimat “ ” yang kembali kepada Allah SWT selaku pendidik/Murobbi dan dalam ayat ini juga disebutkan kalimat “al-Jin ,wal Insan” selaku peserta didik. itu berarti, dalam pendidikan yang harus mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pendidikn itu adalah guru, bukan murid. Dan ayat ini juga mengandung filosofis bahwa dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari seorang guru atau pembimbing agar seseorang yang dibimbing itu tidak tersesat kejalan syetan, sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Ghozali yang berbumyi “ 
Artinya: Barangsiapa yang belajar tanpa bimbingan seorang guru, maka yang akan menjadi gurunya adalah Syetan.
Ø  Dalam ayat ini Allah SWT selaku Murobbi bagi setiap MakhlukNya. Mencantumkan dirinya pada kalimat “ yang berarti Allah SWT. Juga secara tidak langsung mencantumkan sifatNya, salah satu SifatNya adalah “Goniyyun” yang berarti “Kaya/Tidak butuh kepada makhlukNya”
Itu berarti Allah SWT. Selaku murobbi Memerintahkan setiap murobbi agar dalam membimbing peserta didiknya, mereka bersifat “Kaya Hati/Tidak mengharafkan imbalan apapun dari peserta didiknya” melainkan bertujuan mentransfer ilmunya dengan tulus ikhlas semata-mata karna Allah SWT.
   Tafsir Surat Ali Imran Ayat 138-139
(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa (138)
Hal ini sesuai dangan firman Allah Surat Al-Baqarah ayat 2
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Selain itu Rasulullah bersabda:
 “Dari Imam Malik, beliau menyampaikan sesungguhnya Rasullah SAW Bersabda: “Aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara, kamu takkan pernah tersesat selama kalian berpegang teguh pada keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi.
            Pernyataan Allah: (Al-Qur’an) Ini adalah penjelasan bagi manusia  juga mengandung makna bahwa Allah tidak akan langsung menjatuhkan sanksi sebelum manusia mengetahui sanksi itu. Karena terlebih dahulu Allah akan memberikan petunjuk jalan dan peringatan (Hidayah-Nya).
            Kaitanya dengan tarbiyah
(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan bagi manusia, petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa (138)
Oleh karena itu Al-Qur’an telah memberikan petunjuk kepada kita bahwasanya manusia hanya mengambil apa yang sudah terncanum dalam Al-qur’an sebagai petunjuk dalam kehidupannya sehari-hari dan sekaligus sebagai pedoman bagi orang yang bertaqwa kepada Allah. Dan dengan melalui petunjuk dari Al-Qur’an inilah, dunia pendidikan bisa menghasilkan generasi-geneasi(peserta didik) yang  memilki keilmuan yang luar biasa selain mereka menguasai ilmu umum seperti; ilmu teknologi, ilmu kedokteran, ilmu alam, dan lebih-lebih ilmu agama sehingga mereka memiliki Akhlaq muliah dan pemahaman agamanya luar biasa dan tidak bisa dipengaruhi oleh kemajuan zaman yang bernuansa melalaika mereka dalam belajar. Dan sehingga mereka bisa bersaing dalam dunia pendidikan yang setara internasional, karena kalau kita lihat orang-orang terdahulu mereka tidak hanya pemahaman agamanya mantap, hafal hadits yang banyak, selain itu juga mereka menguasai ilmu yang lainnya juga seperti ilmu kedokteran, ilmu matematika dll.
Dan Janganlah kamu merasa lemah dan bersedih hati. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman (139)
Sesungguhnya Allah melarang merasa susah terhadap apa yang telah lewat, karena hal tersebut akan mengakibatkan seseorang kehilangan semangatnya. Sebaliknya Allah tidak melarang hubungan seseorang dengan apa yang dicintainya, yaitu harta, kekayaan, atau teman yang dapat memulihkan kekuatannya, serta dapat mengisi hatinya dengan kegembiraan. Untuk itu kalian adalah orang-orang yang lebih utama memiliki keteguhan tekad lantaran pengetahuan kalian tentang balasan yang baik dan berpegang pada kebenaran
Ø  Kaitan dengan realita/ kejadian sekarang.
Ayat-ayat ini senada dengan kejadian realitas sekarang, kalau kita lihat seorang pendidik yang menjadi pembimbing manusia dalam dunia pendidikan, sangatlah aktif mencari berbagai cara/metode dalam mengembangkan potensi manusia (peserta didik) supaya apa yang menjadi harapan sekolahnya dan masa depan peserta didik terwujud dan sangat baik, oleh karena itu yang harus dilkukan oleh peserta didik itu bagaiman mereka berusaha semaksimal mungkin dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki dan akan tetapi  dilihat dari perkembangan siswa sekarang banyak berprestasi dan juga banyak siswa yang pintar berbuat onar / tawuran, hamil diluar nikah, narkoba, ini semua pelakunya adalah pelajar dan kejadian seperti ini  diberbagai daerah atau sekolah-sekolah dan bukan hanya  dari kalangan orang non islam akan tetapi banyak dari kalangan orang islam dan kemudiann pertanyaannya, kenapa ini semua bisa terjadi apakah tujuan pendidikan yang salah? Dan kenapa banyak orang islam dalam kejadian seperti ini? Maka jawabanya adalah bukan tujuan pendididkan yang salah akan tetapi sistem pendidikan yang rusak sehingga sekolah-sekolah ditekankan untuk menguasai ilmu kedunia (kejasmanian) sedangkan ilmu keagamaan (kerohanian) diberikan kebebasan kepada siswa-siswa apakah mereka mau belajar atau tidak, dan tidak ada penekanan dari sekolah dalam hal ini yang penting mereka bisa bersaing  dalam ilmu yang umum padahal ilmu agama itu fardu A’in sedangkan ilmu yang lain itu fardu kifayah dan bisa kita lihat disekolah-sekolah mata pelajara yanng berkaitan dengan  agama hanya dua jam dalam satu minggu maka kemudian wajar siswa-siswa sekarang pintar bersaing dalam ilmu yang umum untuk jasmaninya dan ilmu agama untuk rohaninya kurang dan bahkan tidak mau mereka pikirkan sehingga terjadilah kejadian yang tidak di inginkan oleh sekolah-sekolah. Ini dapat menjaadikan dunia ini semakin fana karena perbuatan manusia yang semakin kacau balau, dan apa jadinya pemuda dan pemudi yang mengatasnamakan dirinya beraga islam. Sedangkan kelakuannya keluar dari ajaran agama islam yang kita percayai sebagai agama yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar